Meningkatkan Motivasi untuk Mencapai Prestasi


Motivasi adalah dorongan untuk berbuat sesuatu (drive) didalam memenuhi kebutuhan. Keinginan pencapaian dalam memenuhi kebutuhan tersebut tergantung dari kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang besar akan menentukan perilaku individu.
Dengan kata lain motif adalah kebutuhan, dorongan, atau impuls yang menentukan perilaku seseorang.



Sebagaimana yang kita ketahui tingkat  kepuasan individu manusia itu berbeda-beda, begitu pula dengan tingkat kebutuhan manusia juga berlainan, ini yang perlu dipahami oleh seorang pemimpin dalam memotivasi bawahannya.
Pekerjaan seorang pemimpin yang paling penting antarlain adalah, bagaimana dia bisa memotivasi orang yang dipimpin untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan inilah yang menjadi patokan atau ukuran keberhasilan bagi seorang wirausaha.

Motivasi seseorang dipengaruhi berbagai faktor, baik bersifat internal maupun eksternal sebagai berikut;

Faktor Internal

Faktor ini merupakan pengenal motivasi diri pribadi, bagaimana individu tersebut mempunyai dorongan. Dalam teori ini terdapat dua kebutuhan atau motif yang perlu diketahui yaitu:

1. Fsiologis.
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar manusia berupa; sandang, pangan dan papan. Kebutuhan ini merupakan faktor yang paling mendasar bahwa seseorang yang memilih menjadi wirausaha atau pekerja pertama kali adalah didorong oleh kebutuhan dasar yang menjadi tuntutan hidupnya.

2. Psikologis
Selain dari kebutuhan fsiologis, seorang wirausaha juga perlu mengenal kebutuhan psikologis yang menjadi penyebab meningkatnya prestasi individu. Yang pada dasarnya bahwa seseorang setelah terpenuhi akan kebutuhan fsiologis, maka seseorang akan menuntut kebutuhan yang lain dalam hal ini kebutuhan psiologis seperti;
  • Kebutuhan akan kasih sayang
  • Kebutuhan mempertahankan diri
  • Kebutuhan memperkuat diri

Faktor Eksternal

Teori ini menjelaskan faktor-faktor yang dikendalikan melalui pengaruh yang dipunyai oleh seorang manajer atau wirausaha yang berupa imbalan-imbalan sebagai berikut: 
  • Gaji 
  • Kondisi kerja 
  • Penghargaan 
  • Jenjang karier 
  • Tanggung jawab
Bahwa seseorang pekerja termotivasi untuk bekerja lebih baik tergantung dari faktor yang dikendalikan oleh perusahaan dan interaksi positif antar dua faktor tersebut yang pada umumnya menghasilkan tingkat motivasi yang tinggi.

Lingkungan Tempat Kerja

Tempat kerja yaitu lingkungan sekitar para pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Suatu keadaan lingkungan kerja yang baik dapat mempengaruhi kinerja kerja karyawan.

Lingkungan tempat kerja yang baik diantaranya :
  1. Tata ruang kerja yang tepat
  2. Suara yang tidak mengganggu konsentrasi kerja
  3. Cahaya dalam ruangan yang tepat
  4. Suhu dan kelembaban udara yang tepat

Teori Motivasi Dua-Faktor Herzberg

Frederick Herzberg dan kelompoknya, tim dari Psychological Service Pitsburgh, memperkuat teori Maslow dan mengembangkan suatu teori isi motivasi kerja khusus. Pada tahun 1950an, dia melakukan suatu studi motivasional melalui wawancara dengan dua ratus akuntan dan insinyur yang bekerja di daerah Pittburgh, Pennsylvania.
Teori motivasi dua-faktor, sering disingkat teori M-H.

Menurut teori Herzberg, seorang karyawan harus mempunyai pekerjaan yang lebih menantang, lebih banyak tuntutan kesempatan menjadi ahli dan mengembangkan kemampuan agar dia dapat termotivasi. Sebagai faktor-faktor sumber kepuasan kerja dapat berbentuk prestasi, promosi, penghargaan, pekerjaan itu sendiri, dan tanggung jawab, seperti terlihat dalam tabel berikut :

Singkatnya, penemuan penting dari penelitian Herzberg dan tim adalah bahwa faktor Higienis mempengaruhi ketidak puasan kerja. Faktor Higienis membantu individu menghilangkan ketidak senangan.

Sedangkan motivasi membuat individu senang dengan pekerjaannya. Manajer seharusnya memahami faktor-faktor apa yang menyebabkan karyawannya senang dan tidak senang.

Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

Pada tahun 1943 Seorang psikolog bernama Abraham Maslow telah mengembangkan suatu teori motivasi manusia yang sangat terkenal, konsep teorinya menjelaskan suatu hirarki kebutuhan, yang menunjukkan lima tingkatan keinginan dan kebutuhan manusia.

Kebutuhan yang lebih tinggi akan mendorong seseorang untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhan tersebut, setelah kebutuhan yang lebih rendah (sebelumnya) telah dipuaskan.


Best Regards,
Syahrul Ramadhan N.
20170801019
Previous
Next Post »